🎊 Selain Sebagai Sentra Industri Gerabah Kasongan Juga Merupakan Salah Satu
MengenalKawasan Sentra Produksi yang Menghidupkan Ekonomi. Nisa Destiana. 25 Jun 2021. Saat berkunjung ke daerah tertentu, kamu mungkin menemukan daerah yang disebut-sebut sebagai sentra produksi. Misalnya, ketika berkunjung ke Yogyakarta, kamu bisa menemukan sentra produk gerabah di Kasongan atau sentra produk gudeg di Wijilan dan Caturtunggal.
BupatiBantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih meninjau sentra produksi industri kreatif kerajinan gerabah di Desa Wisata Kasongan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan ANTARA News jogja bantul
SentraUKM Gerabah Kasongan terletak pada ketinggian sekitar 100 meter dpl. Mencakup luas daerah 34,4 hektar dimana sebagian besar merupakan tanah pekarangan kering karena tidak mendapatkan pengairan teknis secara sempurna dari jaringan sistem pengairan pertanian. Hal ini terjadi karena posisi Kasongan
DesaKasongan merupakan sentra industri kerajinan gerabah.Kawasan ini merupakan wilayah pemukiman para pembuat barang-barang kerajinan berupa perabotan dapur dan juga beraneka macam barang-barang sejenisnya yang sebagian besar menggunakan tanah liat sebagai bahan baku.Dahulu, pembuatan gerabah di desa ini terbatas untuk peralatan keperluan
PADAINDUSTRI GERABAH ( Studi Kasus Pada Sentra Industri Gerabah Kasongan di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantu], Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh Nimr Ardhanianto Ir. Djuwadi MS. 2 Kayu Bakar merupakan salah satu sumber energi yang paling tua dan paling dikenal oleh manusia. Dewasa ini penggunaan kayu bakar tidak hanya
Sentraindustri kerajinan gerabah kasongan ini berada di Pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan Bantul. Untuk sampai ke lokasi ini yang berjarak kurang lebih 7 km dari pusat kota jogja ke arah selatan, anda bisa melalui jalan Jogja-Bantul dan perhatikan sebelah kanan jalan ada gapura besar bertuliskan "Kasongan" dan bisa
DesaKasongan merupakan sentra industri kerajinan gerabah. Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat atau tanah lempung. Kawasan ini merupakan wilayah pemukiman para pembuat barang-barang kerajinan berupa perabotan dapur dan juga beraneka macam barang-barang sejenisnya yang sebagian besar menggunakan tanah liat sebagai bahan baku.
DiDaerah Istimewa Yogyakarta, sentra industri kerajinankeramik/gerabah paling besar terletak di Desa Kasongan, Kabupaten Bantul.Sebagian besar penduduknya memang bermata pencahariansebagai pengrajin keramik, dan telah menghasilkan berbagai macamproduk mulai dari guci, jambangan, vas bunga, patung hewan,
PMwy. Bantul - Kasongan terkenal sebagai sentra kerajinan gerabah atau keramik. Gerabah khas kasongan tidak hanya diminati di dalam negeri, tapi juga laku di pasar Asia dan Dewi 32, salah satu perajin gerabah di Kasongan, Bantul, Yogyakarta yang sukses memasarkan produknya hingga ke Jerman, Australia, Spanyol dan India. Dewi mengaku, sejak tahun 2001 gerabah hasil produksinya telah ramai dibeli baik oleh perusahaan maupun retail asal luar negeri."Kadang ekspor. Ekspornya biasanya kalau langganan ke Spanyol, terus ke India, ke Australia, ke Jerman. Ada yang perusahaan, ada yang retail tapi di sana dijual lagi. Mulai ekspor 5 tahun sebelum gempa, rame-ramenya ekspor," ujarnya kepada detikcom. Dewi biasa mengekspor hingga 1 kontainer gerabah ke berbagai negara. Diketahui, 1 kontainer bisa berisi 100 sampai 200 gerabah. Adapun berbagai kerajinan gerabah yang diekspor di antaranya gentong dan patung berukuran besar, dengan kisaran harga ratusan ribu hingga jutaan."Ekspor ada yang patung, ada yang gentong. Kalau ekspor kebanyakan gerabah gede," mengungkapkan ekspor gerabah sempat terhenti di 2020 karena pandemi, sehingga ia beralih ke pasar dalam negeri dengan mengandalkan sistem jualan secara online. Namun, dalam 2 bulan terakhir dikatakannya aktivitas ekspor sudah berangsur gerabah di Bantul Foto Inkana Putri/detikcom"Pas Corona, ekspor mati. Jualnya via online ke Indonesia. Tapi sekarang alhamdulillah 2 bulan ini ekspor bisa masuk, kontainer bisa masuk ke Indonesia. Cuma via email ordernya," usaha gerabah itu Dewi bisa memperoleh Rp 10-15 juta per minggu sebelum pandemi melanda RI. Namun danya pandemi Corona sempat membuat omzetnya mengalami penurunan signifikan sebanyak 75%. Meski begitu kini tren tanaman hias selama pandemi ikut membangkitkan kembali penjualan pot. Dalam seminggu ia bisa mendapat omzet Rp 7 juta."Omzetnya pas awal-awal Corona anjlok banget. Kalau baru-baru, musim pot tanaman ini alhamdulillah. Kadang per harinya bisa Rp 5 juta, kadang seminggunya bisa Rp 7 juta," gerabah di Kasongan Bantul Foto Rifkianto Nugroho/detikcomDia mengungkapkan, gerabah yang dijual merupakan hasil tangan perajin dari keluarga besar, baik kakak maupun adik dari sang Ayah. Adapun produk yang dibuat di antaranya pot-pot tanaman, bak mandi, serta guci dengan beragam ukuran mulai dari yang kecil sampai besar. Gerabah yang sudah dibentuk, kemudian dibeli oleh Dewi dalam keadaan mentah. Baru kemudian gerabah dibakar dan dicat, sebelum siap mengembangkan usahanya Dewi turut memanfaatkan permodalan yang diberikan BRI. Diakuinya, berkat permodalan tersebut usahanya kian berkembang hingga saat ini."Kenal BRI, pinjam pinjaman BRI, sehabis gempa sekitar 2008. Awal mula Rp 50 juta dulu, buat modal usaha, buat ngembangin," bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di Simak Video "Gerabah Blitar Warisan Majapahit" [GambasVideo 20detik] prf/ara
Gerbang Kasongan. - Istimewa/Pemkab Bantul BANTUL — Sentra industri gerabah Kasongan resmi didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kemenkumham RI demi mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis IG.Kepala Bidang Perindustrian Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan DKUKMPP, Tunik Wusri Arliani mengatakan bahwa dengan terdaftar dalam IG, maka jenama Kasongan sebagai sentra industri gerabah dapat terdongkrak. Melalui hal tersebut diharapkan Kasongan menjadi destinasi wajib bagi wisatawan atau buyer mancanegara. “Kalau saya dapat memberikan contoh itu persis ketika kami akan mendaftarkan hak paten suatu produk. Nah, khusus Kasongan ini itu prinsipnya sama. Mereka akan didaftarkan hak patennya tetapi dari sisi kewilayahan. Awalnya itu ada kelompok di sana yang ingin mendaftarkan wilayahnya bahwa Kasongan itu merupakan sentra kerajinan gerabah yang resmi terdaftar di Kemenkumham,” kata Tunik, Jumat 10/3/2023.Kata Tunik pendaftaran tersebut telah dilakukan. Proses hingga mendapat legalitas, katanya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Terangnya, pekan depan pihak Kemenkumham akan datang ke Kasongan untuk melakukan asesmen.“Kemenkumham mau datang untuk melakukan asesmen apakah Kasongan memenuhi syarat untuk didata sebagai kekayaan intelektual geografis. Kami menjembatani mereka dengan Kemenkumham. Tentu kami mendukung upaya mereka untuk mendaftarkan kekayaan intelektual geografis,” JUGA Piknik ke Bantul, Jangan Lupa Belanja Gerabah di KasonganTunik menambahkan bahwa dia berharap tidak hanya Kasongan yang didaftarkan untuk mendapat kekayaan intelektual geografis, namun juga kawasan sentra industri lain seperti sentra kerajinan kulit lain pihak, Dosen Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul Jakarta, Dyah Permata Budi Asri, yang mendampingi proses pendaftaran IG menjelaskan bahwa indikasi geografis merupakan simbol yang menampakkan ciri khas suatu daerah tertentu.“Jadi indikasi geografis atau IG itu jadi satu dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Bedanya itu kalau merek tidak memunculkan nama wilayah, sementara IG itu memunculkan wilayah asal,” kata Dyah ditemui di DKUKMPP pada begitu, kata Dyah, Kasongan akan memiliki sertifikasi IG yang akan memberikan manfaat bukan hanya Kasongan namun juga Kabupaten Bantul. Tambahnya, pengajuan IG tersebut telah dilakukan sejak 2019 dan sekarang masuk dalam tahap Dyah gerabah asal Kasongan akan mudah diklaim kepemilikannya apabila tidak memiliki IG. Padahal gerabah Kasongan memiliki sejarah panjang termasuk di dalamnya kebudayaan.“IG itu juga digunakan untuk nguri-uri kebudayaan. Karena begitu budaya hilang, makan IG akan dicabut. Perlindungan IG itu bisa selamanya asal ada tiga syarat yang telah dipenuhi seperti kerajinannya masih dipelihara, ciri khas tetap dijaga, dan memiliki nilai ekonomi,” itu, salah satu pengrajin gerabah Kasongan, Bugimin mengatakan bahwa kekhasan gerabah Kasongan daripada gerabah di wilayah atau negara lain adalah sistem tempel. “Kami akan tetap mempertahankan sistem tempel tersebut, sehingga akan menjadi ciri khas gerabah Kasongan. Nah, pengajuan IG ini itu awalnya dari Koperasi Setyo Bawono,” kata Bugimin ditemui di satu hal yang mendesak para pengrajin gerabah Kasongan untuk mendaftarkan IG adalah ancaman klaim gerabah oleh pihak lain. Padahal terdapat sekitar 400 pengrajin gerabah di Kasongan dengan perputaran uang per bulannya mencapai miliaran rupiah. BACA JUGA Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
selain sebagai sentra industri gerabah kasongan juga merupakan salah satu